Senin, 04 April 2016

Jenis Bahan Ajar Cetak (Handout dan Modul)

JENIS BAHAN AJAR CETAK (HANDOUT DAN MODUL)

Tugas ini ditempuh Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Dosen Pengampu : Umamah, M.Pd

Disusun oleh kelompok 5:
1.      Chorynda Sri Rahajeng       (13130102)
2.      Istiwasiaturrohmi                (13130113)
3.      Abeng Pupu Tarpuhawa     (11130089)




JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Peningkatan mutu pelaksanaan pembelajaran di sekolah dilakukan dengan berbagai strategi, salah satu diantaranya melalui penerapan pendekatan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi (competency based education and training). Pendekatan berbasis kompetensi digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum, pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan prosedur penilaian.
Terkait dengan pengembangan bahan ajar, saat ini pengembangan bahan ajar dalam bentuk handout dan modul menjadi menjad suatu pilihan bagi guru untuk mempermudah pemahaman sisw aterhadap materi yang akan disampaikan. Handout dan Modul diharapkan  dapat membantu sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan pemahaman siswa lebih cept. Penerapan handout dan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas.
Mengingat pentingnya peranan handout dan modul untuk meningkatkan kualitas proses bembelajaran di Sekolah, maka guru sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses pembelajaran, dituntut untuk dapat memahami pengertian, karakteristik, prinsip, ketentuan dan prosedur pengembangan handout dan modul.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari handout?
2.      Bagaimana urgensi handout dalam pembelajaran?
3.      Apa keunikan dari handout
4.      Apa saja unsur-unsur dan jenis-jenis dari handout?
5.      Bagaimana langkah penyusunan handout
6.      Apa pengertian dari modul?
7.      Apa fungsi, tujuan dan kegunaan modul?
8.      Bagaimana karakteristik dari modul?
9.      Apa saja jenis-jenis dan unsur-unsur dari modul?
10.  Bagaimana langkah penyusunan modul?



C.    Tujuan
1.      Untuk memahami pengertian dari handout
2.      Untuk memahami urgensi handout dalam pembelajaran
3.      Untuk memahami keunikan dari handout
4.      Untuk memahami unsur-unsur dan jenis-jenis dari handout
5.      Untuk memahami langklah penyusunan handout
6.      Untuk memahami pengertian modul
7.      Untuk memahami fungsi, tujuan dan kegunaan modul
8.      Untuk memahami karakteristik dari modul
9.      Untuk memahami jenis-jenis dan unsur-unsur dari modul
10.  Untuk memahami langkah penyusunan modul


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Handout
Sebagai dasar unruk memahami apa itu handout, maka pandangan dari beberapa ahli berikutdapat kita jadikan rujukan. Echols dan shadily (1996:288)mengartikan bahwa handout adalah sesuatu yang diberikan secara gratis. Sementara Mohammad (2010;55) handout sebagai selembar (atau beberapa lembar) kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik kepada peserta didik. Dengan kata lain, apabila pendidik membuat ringkasan suatu topik, makalah suatu topik, lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, tugas atau tes dan diberikan kepada peserta didik secara terpisah( tidak menjai satu kumpulan lembar kerja siswa misalnya), maka pengemasan materi pembelajara tersebut termasuk dalam kategori handout.
Dalam pandangan lainnya, handout bahkan diartikan sebagai segala sesuatu yang diberikan kepada peerta didikketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Jadi, handout dibuat dengan tujuan untuk memperlancar dan memberikan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik. Kemuian ada juga yang mengartikan handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang pendidik untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Adapun dalam kamus Oxford (2000;389), handout dimaknai sebagai is prepared statement given atau persyaratan yang telah disiapkan oleh pembicara.
Selebihnya terkait dengan penyusunannya, handout pada umumnya diambilkan dari bebrapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Untuk memperolehnya, handout bisa didapatkan melalui berbagai cara, misalnya dengan mengunduh dari nternet atau menyadur dari sebuah buku.
Berdasarkan beberapa pandangan yang telah dikemukakan tersebut, dapat kita pahami bahwa handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar in bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan kompetensi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar ini tentunya bukanlah suatu bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis.


B.     Urgensi Handout Dalam Pembelajaran
Berdasrakan penjelasan pengertian handout yang telah dijelaskanpada subbab sebelumnya, dapat kita pahami bahwa handout memlikiarti penting bagi kegiatan pembelajaran. Secara lebih terperinci, berikut dipaparkan mengenai fungsi, tujuan, dan kegunaan handout bagi kegiatan pembelajaran.
1.        Fungsi handout
Menurut Steffen dan Petter Ballsteat, fungsi handout antara lain:
a.         Membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat
b.         Sebagai pendamping penjelasan pendidik
c.         Sebagaui bahan rujukan peserta didik
d.        Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar
e.         Mengingat pokok-pokok materi yang diajarkan
f.          Memberi umpan balik
g.         Menilai hasil belajar
2.      Tujuan pembuatan handout
Dalam fungsi pembelajaran, pembuatan handout memiliki beberapa tujuan, Yaitu:
a.         Untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik.
b.         Untuk memperkaya pengetahuanpeserta didik.
c.         Untuk mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik.
C.    Yang Unik dari Handout
Sadjati mengungkapkan bahwa ciri khas dari bahan ajar ini ada tiga macam, yaitu:
1.      Merupakan jenis bahan ajar cetak yang dapat memberikan informasi pada siswa.
2.      Pada umumnya, handout berhubungan dengan materi yang diajarkan pendidik.
3.      Pada umumnya handout terdidri atas catatan (baik lengkap maupun kerangkanya saja), tabel, diagram, peta, dan materi-materi tambahan lainnya.
D.    Unsur-Unsur dan Jenis-jenis Handout
1.  Unsur-Unsur Handout
Handout sebagai salah satu bentuk bahan ajar memiliki struktur  yang terdiri atas dua nsur (komponen), yaitu judul dan informasi pendukung. Jika dibandingkan dengan struktur bahan cetak lainnya handout tergolong yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari 2 unsur, sedangkan yang lainnya rata-rata lebih dari 4 unsur. Adapun kedua unsur tersebut antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, Identitas Handout. Unsur ini terdiri atas nama madrasah, kelas, nama matapelajaran, pertemuan ke-, handout ke-, jumlah halaman dan mulai berlakunya handout. Kedua, materi pokok atau materi pendukung pembelajaran yang akan disampaikan. Yang perlu kita perhatiakan dalam hal ini adalah kepedulian, kemauan, dan keterampilan pendidik dalam menyajikan materi. Ketiga hal inilah yang akan menentukan kualitas handout.
Kemuadian , ditambahkan pula oleh Andriani bahwa handout dapat berisi penjelasan, pertanyaan dan kegiatan para peserta didik, dan pemberian umpan balik ataupun langkah tindak lanjut. Sehingga, handout menjadi bahan ajar yang bisa diperkaya dengan berbagai macam fungsi, salah satunya sebgai alat evaluasi.
2.    Jenis-jenis Handout
Berdasarkan keterpaduan dengan buku utama, handout dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu handout yang terlepas sama sekali dari buku utamanya dan handout yang menjadi bagian tak terpisahkan dari  buku atau modul yang dugunakan untuk materi tertentu.
Sementara itu, berdasarkan karakteristik mata pelajaran, handout dibedakan menjadi 2 macam, yaitu handout mata pelajaran praktik dan nonpraktik. Karakteristik dua jenis mata pelajaran ini ternyata berimplikasi pada susunan dari handout yang tidak sama.
a.         Handout mata pelajaran praktik
Pada jenis mata pelajaran praktik susunan handoutnya memiliki ketentuan sebagai berikut.
1)        Dalam materi pokok kegiatan praktik, terdiri atas langkah-langkah kegiatan atau proses yang harus dilakukan peserta didik, yakni langkah demi langkah dalam memilih, merangkai, dan menggunakan alat/instrumen yang akan digunakan atau dipasangkan dalam unit/rangkaian kegiatan praktik.
2)        Pembelaran dengan menggunakan praktik ini berbeda dengan pelajaran menggunakan teori. Pengalaman keterampilan peserta didik sangat diharapkan dalam penggunaan alat atau instrumen praktik (harus mutlak benar). Slah dalam merangkai atau menggunakan akan berakibat fatal, kerusakan, atau bahkan kecelakaan.
3)        Perli dilakukan pre test terlebih dahulu sebelum peserta didik memasuki ruangan laboratorium atau bengkel, atau mengetahui sejauh mana peserta didik telah siap dengan segala apa yang akan dilakukan dalam praktik tersebut.
4)        Penggunaan alat evaluasi sangat diperlukan dan melihat tingkat ketercapaian tujuan serta kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai dan dicapai oleh setiap peserta didik.
5)        Keselamatan kerja dilaboratorium bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan praktik, baik dilaboratorium maupun bengkel
6)        Format identitasnya sesuai dengan penjelasan sebelunmya, sedangkan isi handout disesuaikan dengan kekhususan materinya.
b.      Handout Mata Pelajaran Nonpraktik
Untuk jenis mata pelajaran nonpraktik, susunan handoutnya memiliki ketentuan sebagai berikut:
1)      Sebagai acuan handout adalah SAP (Satuan Acara Pembelajaran)
2)      Format Handout:
a)      Bebas (Slide, transparasi, paper based) dan dapat berbentuk kalimat tetapi singkat atau skema dan gambar.
b)      Tidak perlu memaki header atau footer untuk setiap slide, cukum halaman pertama saja yang menggunakannya.
3)      Konte (isi) handout terdiri atas overview materi dan rincian materi.
E.     Langkah-Langkah Penyusunan Handout
Dalam penyusunan handout, maka handout tersebut paling tidak harus mengandung beberapa komponen, seperti menuntut pembicara secara teratur dan jelas, berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat, serta grafik dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah didapat.
Selaras dengan penjelasan sebelumnya bahwa handout dibuat atas dasar kompetensi dasar yang harus yang harus dicapai oleh peserta didik, maka penyusuhan handout harus diturunkan dari kurikulum. Adapun langkah-langkah penyusunannya adalah sebagai berikut.
1.      Lakukan analisi kurikulum.
2.      Tentukan judul handout dan sesuaikan dengan kompetensi dasar serta pokok yang akan dicapai. Pada tahap ini, lakukan dengan berdasarkan hasil penyusunan peta bahan ajar yang telah dibuat.
3.      Kumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Usahakan referensi yang digunakan terkini dan relevan dengan materi pokoknya.
4.      Dalam menulis usahakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang.
5.      Evaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang. Bila perlu mintalah orang lain membacanya terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.
6.      Perbiki handout sesuai dengan kekurangan yang ditemukan.
7.      Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout, misalnya buku, majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian.
F.     Pengertian Modul
Modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu[1].
Modul adalah satu kesatuan materi pelatihan yang mencakup lembar informasi, lembar kerja, lembar pelatihan dan kunci jawaban sebagai pedoman bagi peserta untuk belajar secara mandiri[2].
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi[3].
Jadi, modul adalah bahan ajar yang digunakan oleh seorang pendidik yang berisi suatu informasi materi yang dipelajari sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan dan disusun secara sistematis agar peserta didik mampu memahami materi dari modul yang diberikan.
Modul disusun sesuai dengan kebutuhan belajar pada mata kuliah tertentu untuk keperluan proses pembelajaran tertentu, sebuah kompetensi atau sub kompetensi dikemas dalam satu modul secara utuh (self contained), mampu membelajarkan diri sendiri atau dapat digunakan untuk belajar secara mandiri (self instructional), penggunaannya tidak tergantung dengan media lain (self alone), memberikan kesempatan mahasiswa untuk berlatih dan memberikan rangkuman, memberi kesempatan melakukan tes sendiri (self test) dan mengakomodasi kesulitan mahasiswa dengan memberikan tindak lanjut dan umpan balik.
G.    Fungsi, Tujuan Dan Kegunaan Modul
1.      Fungsi modul ialah
a.    Bahan ajar mandiri.
b.    Pengganti fungsi pendidik.
c.    Sebagai alat evaluasi.[4]
d.    Sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik.
e.    Peserta didik dapat belajar lebih terarah dan sistematis.
f.     Peserta didik diharapkan dapat menguasai kompetesi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya.
g.    Modul juga daharapkan memberikan petunjuk belajar bagi peserta selama mengikuti pembelajaran.[5]
h.    Mengatasi kelemahan sistem pengajaran tradisional.
i.      Meningkatkan motivasi belajar.
j.      Meningkatkan kreativitas penndidik dalam mempersiapkan pembelajaran individual.
k.    Mewujudkan prinsip maju berkelanjutan.
l.      Mewujudkan belajara yang berkonsentrasi[6].
2.      Tujuan Disusunnya Modul Antara Lain:
a.    Agar peserta dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
b.    Bagi widiaiswara atau guru, modul juga menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama diklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung.[7]
c.    Melatih kejujuran peserta didik.
d.   Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran.
e.    Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik.[8]
f.     Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
g.    Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat maupun guru/instruktur.
h.    Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat;
i.      Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,
j.      Memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
k.    Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.[9]

3.      Kegunaan Modul Bagi Kegiatan Pembelajaran
Menurut Andriani, kegunaan modul adalah dalam proses pembelajaran antara lain sebagai penyedia informasi dasar, karena dalam modul disajikan berbagai materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut.. sebagai bahan instruksi atau petunjuk bagi peserta didik serta sebagai bahan pelengkap dengan ilustrasi dan foto yang komunikatif. Disamping itu, kegunaan lainnya adalah menjad petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih bagi peserta didik dalam melakukan penilaian sendiri (self assessment).
H.    Karakteristik Modul
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu: a) Self instructional, b) Self Contained, c) Stand alone (berdiri sendiri), d) Adaptif dan e) User friendly.[10]
1.    Self Instruction Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain.
Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul harus:
a.    Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
b.    Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;
c.    Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;
d.   Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik;
e.    Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;
f.     Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif,
g.    Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h.    Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik melakukan penilaian mandiri (self assessment);
i.      Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi;
j.      Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.
2.    Self Contained Modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.
3.    Berdiri Sendiri (Stand Alone) Stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.
4.    Adaptif Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).
5.    Bersahabat/Akrab (User Friendly) Modul hendaknya juga memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user friendly.
I.       Jenis-Jenis dan Unsur-unsur Modul
1. Jenis-Jenis Modul
a.       Menurut Penggunaannya
Dilihat dari penggunannya, modul terbagi menjadi dua macam, yaitu modul untuk peserta didik dan modul untuk pendidk.modul untuk peserta didik berisi kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan modul untuk pendidik berisi petunjuk pendidik, tes akhir modul dan kunci jawaban tes akhir modul.

b.      Menurut tujuan penyusunannya
Menurut Vembrianto, berdasarkan tujuan penyusunannya, modul dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1)      Modul Inti
Modul inti adalah modul yang disusun dari kurikulum dasar, yang merupakan tuntutan dari pendidikan dasar umum yang dperlukan oleh seluruh warga Negara Indonesia. Modul pengajaran ini merupakan hasil penyusunan dari unit-unit program yang disusun menurut tingkat (kelas) dan bidang studi (mata pelajaran). Adapun unit-unit program itu sendiri diperoleh dari hasil penjabaran kurikulum dasar. Sedangkan kurikulum dasar disusun guna memberikan pendidikan dasar umum untuk semua sekolah dasar dan menengah.
2)      Modul Pengayaan
Modul pengayaan adalah modul hasil penyusunan unit-unit program pengayaan yang bersifat memperluas (dimensi horizontal) dan/atau memperdalam (dimensi vertical) program pendidikan dasar yang bersifat umum tersebut. Modul ini disusun sebagai bagian dari usaha untuk mengakomodasi peserta didik yang telah menyelesaikan dengan baik program pendidikan dasarnya mendahului teman-temannya.
2.      Unsur-unsur Modul
Untuk membuat sebuah modul yang baik, maka satu hal penting yang harus kita lakukan adalah mengenali unsur-unsurnya. Modul paling tidak harus berisikan tujuh unsur, yakni judul, petunjuk belajar (petunjuk peserta didik atau pendidik), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja, dan evaluasi. Di samping struktur modul semacam itu, ada struktur modul lain yang dikemukakan oleh para pakar, dua diantaranya disampaikan oleh Surahman dan Vembriarto.
Ø  Struktur Modul Menurut Surahman
Struktur modul antara lain:
a.       Judul Modul
b.      Petunjuk Umum
Memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang akan dditempuh dalam perkuliahan:
1)      Kompetensi Dasar
2)      Pokok Bahasan
3)      Indikator Pencapaian
4)      Referensi (diisi petunjuk dosen tentang buku-buku referensi yang dipergunakan).
5)      Strategi pembelajaran (menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang dipergunakan dalam proses pembelajaran)
6)      Lembar kegiatan pembelajran
7)       Petunjuk bagi mahasiswa untuk memahami langkah-langkah dan materi perkuliahan
8)      Evaluasi
c.       Materi Modul
d.      Evaluasi Semester
Ø  Struktur Modul Menurut Vembrianto
a.       Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik
Rumusan tujuan pengajaran ini tercantum pada dua bagian, yaitu:
1)      Lembaran kegiatan peserta didik, untuk memberi tahukan kepada peserta didik tingkah laku yang diharapkan dari mereka setelah mereka berhasil menyelesaikan modul.
2)      Petunjuk pendidik (untuk guru/dosen/instruktur), untuk memberitahukan kepada pendidik tentang tingkah laku atau pengetahuan peserta didik yang seharusnya telah mereka miliki setelah mereka merampungkan modul yang bersangkutan.
b.      Petunjuk untuk pendidik
Berisi penjelasan tentang macam-macam kegiatan yang mesti dilakukan oleh kelas, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul yang bersangkutan, alat-alat pelajaran dan sumber yang harus dipergunakan, prosedur evaluasi, serta jenis alat evaluasi yang dipergunakan.
c.       Lembaran kegiatan peserta didik
Lembaran ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dalam lembaran kegiatan ini dicantumkan pula kegiatan-kegiatan (pengamatan, percobaan, dan sebagainya) yang harus dilakukan oleh peserta didik.
d.      Lembar kerja bagi siswa
Lembaran kerja yang menyertai kegiatan peserta didik digunakan untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah tersebut.

e.       Kunci lembaran kerja
Dengan adanya kunci itu, peserta didik dapat memriksa ketepatan hasil pekerjaan mereka. Peserta didk berkesempatan memeriksa dan mengoreksi kembali apabila mereka membuat kesalahan-kesalahan dalam pekerjaan mereka.
f.       Lembaran evaluasi
Lembaran evaluasi yang berupa tes dan raiting scale, evaluasi pendidik terhadap tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan pada modul oleh peserta didik, ditentukan oleh hasil tes akhir yang terdapat pada lembaran evaluasi tersebut, dan bukannya oleh jawaban-jawaban peserta didik yang terdapat pada lembar kerja.
g.      Kunci lembar evaluasi
Tes dan raiting yang tercantum pada lembaran evaluasi disusun oleh penulis modul yang bersangkutan. Sedangkan item-item tes tersebut disusun dan dijabarkan dari rumusan-rumusan tujuan pada modul.
J.      Langkah Penyusunan Modul
1.      Analisis Kurikulum
Untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar. Analisis dilakukan dengan melihat inti materi yang diajarakan serta kompetensi dan hasil belajar kritis yang harus dimiliki oleh peserta didik.
2.      Menentukan judul modul
Untuk menentukan judul modul, maka kita harus mengacu kepada kompetensi-kompetensi dasar atau materi pokok yang ada di dalam kurikulum. Satu kompetensi dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar.
3.      Pemberian kode modul
Untuk memudahkan kita dalam pengelolaan modul, maka sangat diperlukan adanya kode modul. Pada umumnya, kode modul adalah angka-angka yang diberi makna.
4.      Penulisan modul
a.       Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai
Rumusan kompetensi dasar pada suatu modul adalah spesifikasi kualitas yang semestinya telah dimiliki oleh peserta didik setelah mereka berhasil menyelesaikan modul tersebut. Kompetensi dasar yang tercantum dalam modul diambil dari pedoman khusus kurikulum yang berlaku.
b.      Penentuan alat evaluasi atau penilaian
Evaluasi berupa sejumlah pertanyaan atau tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pesert didik dalam menguasai suatu kompetensi dasar dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi dapat langsung disusun setelah ditentukan kompetensi dasar yang akan dicapai, sebelum menyusun materi dan lembar kerja atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hal tersebut bertujuan agar evaluasi yang dikerjakan benar-benar sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh peserta didik.
c.       Penyusunan materi
Materi atau isi modul sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Apabila yang digunakan dalam materi modul adalah referensi-referensi mutakhir yang memiliki relevansi dari berbagai sumber (contohnya buku, internet, majalah, atau jurnal hasil penelitian), maka ini akan sangat baik. Untuk penulisannya, materi modul tidak harus ditulis secara lengkap.
Kalimat ynag disajikan tidak boleh terlalu panjang. Intinya sederhana, singkat, jelas, dan efektif. Dengan demikian, peserta didik akan mudah memahaminya. Gambar-gambar yang dapat mendukung dan memperjelas isi materi juga sangat dibutuhkan.
d.      Urutan pengajaran
Urutan pengajaran dapat diberikan dalam petunjuk menggunakan modul. Contohnya, dibuat petunjuk bagi pendidik yang akan mengajarkan materi tersebut dan petunjuk bagi peserta didik. Petunjuk peserta didik diarahkan kepada hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh peserta didik, sehingga peserta didik tidak perlu banyak bertanya, pendidik juga tidak perlu banyak menjelaskan atau dengan kata lain pendidik berfungsi sepenuhnya sebagai fasilitator.
e.       Struktur bahan ajar (modul)
Modul paling tidak harus memuat tujuh komponen utama. Namun, harus kita mengerti bahwa dalam kenyataan di lapangan, struktur modul dapat bervariasi. Hal tersebut terutama tergantung pada karakter materi yang disajikan, ketersediaan sumber daya dan kegiatan belajar yang bakal dilaksanakan.
KERANGKA ATAU FORMAT MODUL TERSUSUN SEBAGAI BERIKUT:
Halaman Sampul
Halaman Francis
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium


I. PENDAHULUAN
Deskripsi
Prasarat
Petunjuk Penggunaan Modul
Penjelasan Bagi Siswa
Peran Guru Antara Lain
Tujuan Akhir
Kompetensi
Cek Kemampuan
II. PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
b. Uraian Materi
c. Rangkuman
d. Tugas
e. Tes Formatif
f. Kunci Jawaban Formatif
g. Lembar Kerja
2. Kegiatan Belajar 2
3. Kegiatan Belajar N
III. EVALUASI
Kognitif Skill
Psikomotor Skill
Attitude Skill
Produk/Benda Kerja Sesuai Kriteria Standart
Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan
Kunci Jawaban
Daftar Pustaka
PENUTUP


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar in bersumber dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan kompetensi pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, bahan ajar ini tentunya bukanlah suatu bahan ajar yang mahal, melainkan ekonomis dan praktis.
Modul adalah bahan ajar yang digunakan oleh seorang pendidik yang berisi suatu informasi materi yang dipelajari sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan dan disusun secara sistematis agar peserta didik mampu memahami materi dari modul yang diberikan.
Modul disusun sesuai dengan kebutuhan belajar pada mata kuliah tertentu untuk keperluan proses pembelajaran tertentu, sebuah kompetensi atau sub kompetensi dikemas dalam satu modul secara utuh (self contained), mampu membelajarkan diri sendiri atau dapat digunakan untuk belajar secara mandiri (self instructional), penggunaannya tidak tergantung dengan media lain (self alone), memberikan kesempatan mahasiswa untuk berlatih dan memberikan rangkuman, memberi kesempatan melakukan tes sendiri (self test) dan mengakomodasi kesulitan mahasiswa dengan memberikan tindak lanjut dan umpan balik.

B.     Saran
Makalah yang kami buat bisa dikatan masih belum sempurna, karena kami masi dalam tahap belajar dan masi belum pernah menerapkan pembuatan handout dan modul secara langsung. Oleh karena itu kami memohon kritik dan sarannya pada makalah yang telah kami buat.




[1] Purwanto, dkk. Pengembangan Modul. (Jakarata: PUSTEKKOM Depdiknas, 2007). Hal. 9
[2] Budi Susanto. Pedoman Penyusunan Modul Diklat. 2009
[3] Dwi Rahdiyanta. Teknik Penyusunan Modul.pdf
[4] Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Yogyakarta: Diva Press, 2011). Hal.107-108
[5] Purwanto, dkk. Pengembangan Modul. (Jakarata: PUSTEKKOM Depdiknas, 2007). Hal. 10
[6] Asep Herry Hernawan. Teknik penyusunan modul.pdf
[7] Ibid. hal. 11
[8] Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Yogyakarta: Diva Press, 2011). Hal.108-109
[9] Dwi Rahdiyanta. Teknik Penyusunan Modul.pdf
[10] Dwi Rahdiyanta. Teknik Penyusunan Modul.pdf