JENIS BAHAN AJAR CETAK (HANDOUT DAN MODUL)
Tugas ini
ditempuh Untuk Memenuhi Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar
Dosen Pengampu : Umamah, M.Pd
Disusun oleh kelompok 5:
1. Chorynda Sri Rahajeng (13130102)
2. Istiwasiaturrohmi (13130113)
3. Abeng Pupu
Tarpuhawa (11130089)
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Peningkatan mutu pelaksanaan
pembelajaran di sekolah dilakukan dengan berbagai strategi, salah satu
diantaranya melalui penerapan pendekatan pendidikan dan pelatihan berbasis
kompetensi (competency based education and training). Pendekatan
berbasis kompetensi digunakan sebagai acuan dalam pengembangan kurikulum,
pengembangan bahan ajar, pelaksanaan pembelajaran, dan pengembangan prosedur
penilaian.
Terkait dengan pengembangan bahan
ajar, saat ini pengembangan bahan ajar dalam bentuk handout dan modul menjadi
menjad suatu pilihan bagi guru untuk mempermudah pemahaman sisw aterhadap
materi yang akan disampaikan. Handout dan Modul diharapkan dapat membantu sekolah dalam mewujudkan
pembelajaran yang berkualitas dan pemahaman siswa lebih cept. Penerapan handout
dan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan
baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas.
Mengingat pentingnya peranan handout
dan modul untuk meningkatkan kualitas proses bembelajaran di Sekolah, maka guru
sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses
pembelajaran, dituntut untuk dapat memahami pengertian, karakteristik, prinsip,
ketentuan dan prosedur pengembangan handout dan modul.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari handout?
2.
Bagaimana urgensi handout dalam pembelajaran?
3.
Apa keunikan dari handout
4.
Apa saja unsur-unsur dan jenis-jenis dari handout?
5.
Bagaimana langkah penyusunan handout
6.
Apa pengertian dari modul?
7.
Apa fungsi, tujuan dan kegunaan modul?
8.
Bagaimana karakteristik dari modul?
9.
Apa saja jenis-jenis dan unsur-unsur dari modul?
10. Bagaimana langkah penyusunan modul?
C.
Tujuan
1.
Untuk memahami pengertian dari handout
2.
Untuk memahami urgensi handout dalam pembelajaran
3.
Untuk memahami keunikan dari handout
4.
Untuk memahami unsur-unsur dan jenis-jenis dari handout
5.
Untuk memahami langklah penyusunan handout
6.
Untuk memahami pengertian modul
7.
Untuk memahami fungsi, tujuan dan kegunaan modul
8.
Untuk memahami karakteristik dari modul
9.
Untuk memahami jenis-jenis dan unsur-unsur dari modul
10. Untuk memahami langkah penyusunan
modul
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Handout
Sebagai dasar unruk memahami apa itu handout, maka pandangan dari
beberapa ahli berikutdapat kita jadikan rujukan. Echols dan shadily
(1996:288)mengartikan bahwa handout adalah sesuatu yang diberikan secara
gratis. Sementara Mohammad (2010;55) handout sebagai selembar (atau beberapa
lembar) kertas yang berisi tugas atau tes yang diberikan pendidik kepada
peserta didik. Dengan kata lain, apabila pendidik membuat ringkasan suatu
topik, makalah suatu topik, lembar kerja siswa, petunjuk praktikum, tugas atau
tes dan diberikan kepada peserta didik secara terpisah( tidak menjai satu
kumpulan lembar kerja siswa misalnya), maka pengemasan materi pembelajara
tersebut termasuk dalam kategori handout.
Dalam pandangan lainnya, handout bahkan diartikan sebagai segala sesuatu
yang diberikan kepada peerta didikketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Jadi,
handout dibuat dengan tujuan untuk memperlancar dan memberikan informasi atau
materi pembelajaran sebagai pegangan bagi peserta didik. Kemuian ada juga yang
mengartikan handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang pendidik
untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Adapun dalam kamus Oxford
(2000;389), handout dimaknai sebagai is prepared statement given atau
persyaratan yang telah disiapkan oleh pembicara.
Selebihnya terkait dengan penyusunannya, handout pada umumnya diambilkan
dari bebrapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan
atau kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Untuk memperolehnya, handout bisa didapatkan melalui berbagai cara, misalnya
dengan mengunduh dari nternet atau menyadur dari sebuah buku.
Berdasarkan
beberapa pandangan yang telah dikemukakan tersebut, dapat kita pahami bahwa
handout adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar in bersumber
dari beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan kompetensi
pokok yang diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada
peserta didik guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan
demikian, bahan ajar ini tentunya bukanlah suatu bahan ajar yang mahal,
melainkan ekonomis dan praktis.
B.
Urgensi Handout Dalam Pembelajaran
Berdasrakan penjelasan pengertian handout yang telah dijelaskanpada
subbab sebelumnya, dapat kita pahami bahwa handout memlikiarti penting bagi
kegiatan pembelajaran. Secara lebih terperinci, berikut dipaparkan mengenai
fungsi, tujuan, dan kegunaan handout bagi kegiatan pembelajaran.
1.
Fungsi
handout
Menurut Steffen dan Petter Ballsteat, fungsi handout antara lain:
a.
Membantu
peserta didik agar tidak perlu mencatat
b.
Sebagai
pendamping penjelasan pendidik
c.
Sebagaui
bahan rujukan peserta didik
d.
Memotivasi
peserta didik agar lebih giat belajar
e.
Mengingat
pokok-pokok materi yang diajarkan
f.
Memberi
umpan balik
g.
Menilai
hasil belajar
2.
Tujuan
pembuatan handout
Dalam
fungsi pembelajaran, pembuatan handout memiliki beberapa tujuan, Yaitu:
a.
Untuk
memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau materi pembelajaran sebagai
pegangan bagi peserta didik.
b.
Untuk
memperkaya pengetahuanpeserta didik.
c.
Untuk
mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari pendidik.
C.
Yang Unik dari Handout
Sadjati mengungkapkan
bahwa ciri khas dari bahan ajar ini ada tiga macam, yaitu:
1.
Merupakan
jenis bahan ajar cetak yang dapat memberikan informasi pada siswa.
2.
Pada
umumnya, handout berhubungan dengan materi yang diajarkan pendidik.
3.
Pada
umumnya handout terdidri atas catatan (baik lengkap maupun kerangkanya saja),
tabel, diagram, peta, dan materi-materi tambahan lainnya.
D.
Unsur-Unsur dan
Jenis-jenis Handout
1. Unsur-Unsur
Handout
Handout sebagai salah satu bentuk bahan ajar memiliki struktur yang terdiri atas dua nsur (komponen), yaitu
judul dan informasi pendukung. Jika dibandingkan dengan struktur bahan cetak
lainnya handout tergolong yang paling sederhana, karena hanya terdiri dari 2
unsur, sedangkan yang lainnya rata-rata lebih dari 4 unsur. Adapun kedua unsur
tersebut antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, Identitas Handout. Unsur
ini terdiri atas nama madrasah, kelas, nama matapelajaran, pertemuan ke-,
handout ke-, jumlah halaman dan mulai berlakunya handout. Kedua, materi pokok
atau materi pendukung pembelajaran yang akan disampaikan. Yang perlu kita
perhatiakan dalam hal ini adalah kepedulian, kemauan, dan keterampilan pendidik
dalam menyajikan materi. Ketiga hal inilah yang akan menentukan kualitas
handout.
Kemuadian , ditambahkan pula oleh Andriani bahwa handout dapat berisi
penjelasan, pertanyaan dan kegiatan para peserta didik, dan pemberian umpan
balik ataupun langkah tindak lanjut. Sehingga, handout menjadi bahan ajar yang
bisa diperkaya dengan berbagai macam fungsi, salah satunya sebgai alat
evaluasi.
2.
Jenis-jenis
Handout
Berdasarkan keterpaduan dengan buku utama, handout dikelompokkan menjadi
2 jenis, yaitu handout yang terlepas sama sekali dari buku utamanya dan handout
yang menjadi bagian tak terpisahkan dari
buku atau modul yang dugunakan untuk materi tertentu.
Sementara itu, berdasarkan karakteristik mata pelajaran, handout
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu handout mata pelajaran praktik dan nonpraktik.
Karakteristik dua jenis mata pelajaran ini ternyata berimplikasi pada susunan
dari handout yang tidak sama.
a.
Handout
mata pelajaran praktik
Pada jenis mata pelajaran praktik susunan handoutnya memiliki ketentuan
sebagai berikut.
1)
Dalam
materi pokok kegiatan praktik, terdiri atas langkah-langkah kegiatan atau
proses yang harus dilakukan peserta didik, yakni langkah demi langkah dalam
memilih, merangkai, dan menggunakan alat/instrumen yang akan digunakan atau
dipasangkan dalam unit/rangkaian kegiatan praktik.
2)
Pembelaran
dengan menggunakan praktik ini berbeda dengan pelajaran menggunakan teori.
Pengalaman keterampilan peserta didik sangat diharapkan dalam penggunaan alat
atau instrumen praktik (harus mutlak benar). Slah dalam merangkai atau
menggunakan akan berakibat fatal, kerusakan, atau bahkan kecelakaan.
3)
Perli
dilakukan pre test terlebih dahulu sebelum peserta didik memasuki ruangan
laboratorium atau bengkel, atau mengetahui sejauh mana peserta didik telah siap
dengan segala apa yang akan dilakukan dalam praktik tersebut.
4)
Penggunaan
alat evaluasi sangat diperlukan dan melihat tingkat ketercapaian tujuan serta
kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai dan dicapai oleh setiap peserta
didik.
5)
Keselamatan
kerja dilaboratorium bengkel perlu dibudayakan dalam kegiatan praktik, baik
dilaboratorium maupun bengkel
6)
Format
identitasnya sesuai dengan penjelasan sebelunmya, sedangkan isi handout
disesuaikan dengan kekhususan materinya.
b.
Handout
Mata Pelajaran Nonpraktik
Untuk jenis mata pelajaran nonpraktik, susunan handoutnya memiliki
ketentuan sebagai berikut:
1)
Sebagai
acuan handout adalah SAP (Satuan Acara Pembelajaran)
2)
Format
Handout:
a)
Bebas
(Slide, transparasi, paper based) dan dapat berbentuk kalimat tetapi singkat
atau skema dan gambar.
b)
Tidak
perlu memaki header atau footer untuk setiap slide, cukum halaman pertama saja
yang menggunakannya.
3)
Konte
(isi) handout terdiri atas overview materi dan rincian materi.
E.
Langkah-Langkah Penyusunan Handout
Dalam
penyusunan handout, maka handout tersebut paling tidak harus mengandung
beberapa komponen, seperti menuntut pembicara secara teratur dan jelas,
berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat, serta grafik dan tabel
yang sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah didapat.
Selaras
dengan penjelasan sebelumnya bahwa handout dibuat atas dasar kompetensi dasar
yang harus yang harus dicapai oleh peserta didik, maka penyusuhan handout harus
diturunkan dari kurikulum. Adapun langkah-langkah penyusunannya adalah sebagai
berikut.
1.
Lakukan
analisi kurikulum.
2.
Tentukan
judul handout dan sesuaikan dengan kompetensi dasar serta pokok yang akan
dicapai. Pada tahap ini, lakukan dengan berdasarkan hasil penyusunan peta bahan
ajar yang telah dibuat.
3.
Kumpulkan
referensi sebagai bahan penulisan. Usahakan referensi yang digunakan terkini
dan relevan dengan materi pokoknya.
4.
Dalam
menulis usahakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang.
5.
Evaluasi
hasil tulisan dengan cara dibaca ulang. Bila perlu mintalah orang lain
membacanya terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.
6.
Perbiki
handout sesuai dengan kekurangan yang ditemukan.
7.
Gunakan
berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout, misalnya buku,
majalah, internet, atau jurnal hasil penelitian.
F.
Pengertian Modul
Modul ialah bahan belajar yang
dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam
bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri
dalam satuan waktu tertentu[1].
Modul adalah satu kesatuan materi
pelatihan yang mencakup lembar informasi, lembar kerja, lembar pelatihan dan
kunci jawaban sebagai pedoman bagi peserta untuk belajar secara mandiri[2].
Modul merupakan salah satu bentuk
bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat
seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu
peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat
tujuan pembelajaran, materi/substansi belajar, dan evaluasi[3].
Jadi, modul adalah bahan ajar yang
digunakan oleh seorang pendidik yang berisi suatu informasi materi yang
dipelajari sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan dan disusun secara
sistematis agar peserta didik mampu memahami materi dari modul yang diberikan.
Modul disusun sesuai dengan
kebutuhan belajar pada mata kuliah tertentu untuk keperluan proses pembelajaran
tertentu, sebuah kompetensi atau sub kompetensi dikemas dalam satu modul secara
utuh (self contained), mampu membelajarkan diri sendiri atau dapat digunakan
untuk belajar secara mandiri (self instructional), penggunaannya tidak
tergantung dengan media lain (self alone), memberikan kesempatan mahasiswa
untuk berlatih dan memberikan rangkuman, memberi kesempatan melakukan tes
sendiri (self test) dan mengakomodasi kesulitan mahasiswa dengan memberikan
tindak lanjut dan umpan balik.
G.
Fungsi, Tujuan Dan Kegunaan Modul
1.
Fungsi modul ialah
a.
Bahan ajar mandiri.
b.
Pengganti fungsi pendidik.
c.
Sebagai alat evaluasi.[4]
d.
Sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran
peserta didik.
e.
Peserta didik dapat belajar lebih terarah dan sistematis.
f.
Peserta didik diharapkan dapat menguasai kompetesi yang dituntut
oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya.
g.
Modul juga daharapkan memberikan petunjuk belajar bagi peserta
selama mengikuti pembelajaran.[5]
h.
Mengatasi kelemahan sistem pengajaran tradisional.
i.
Meningkatkan motivasi belajar.
j.
Meningkatkan kreativitas penndidik dalam mempersiapkan pembelajaran
individual.
k.
Mewujudkan prinsip maju berkelanjutan.
l.
Mewujudkan belajara yang berkonsentrasi[6].
2.
Tujuan Disusunnya Modul Antara Lain:
a.
Agar peserta dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat
atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
b.
Bagi widiaiswara atau guru, modul juga menjadi acuan dalam
menyajikan dan memberikan materi selama diklat atau kegiatan pembelajaran
berlangsung.[7]
c.
Melatih kejujuran peserta didik.
d.
Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam
kegiatan pembelajaran.
e.
Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik.[8]
f.
Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu
bersifat verbal.
g.
Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa
atau peserta diklat maupun guru/instruktur.
h.
Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :Meningkatkan
motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat;
i.
Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung
dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,
j.
Memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai
kemampuan dan minatnya.
k.
Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau
mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.[9]
3.
Kegunaan Modul Bagi Kegiatan Pembelajaran
Menurut Andriani, kegunaan modul adalah dalam proses pembelajaran antara
lain sebagai penyedia informasi dasar, karena dalam modul disajikan berbagai
materi pokok yang masih bisa dikembangkan lebih lanjut.. sebagai bahan
instruksi atau petunjuk bagi peserta didik serta sebagai bahan pelengkap dengan
ilustrasi dan foto yang komunikatif. Disamping itu, kegunaan lainnya adalah
menjad petunjuk mengajar yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk
berlatih bagi peserta didik dalam melakukan penilaian sendiri (self
assessment).
H.
Karakteristik Modul
Untuk menghasilkan modul yang mampu
meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan
karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu: a) Self instructional, b)
Self Contained, c) Stand alone (berdiri sendiri), d) Adaptif dan e) User
friendly.[10]
1.
Self Instruction Merupakan karakteristik penting dalam modul,
dengan karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan
tidak tergantung pada pihak lain.
Untuk memenuhi karakter self instruction, maka
modul harus:
a.
Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan
pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
b.
Memuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit kegiatan
yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan dipelajari secara tuntas;
c.
Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan
materi pembelajaran;
d.
Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan
untuk mengukur penguasaan peserta didik;
e.
Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana,
tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta didik;
f. Menggunakan bahasa yang sederhana
dan komunikatif,
g.
Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h.
Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta didik
melakukan penilaian mandiri (self assessment);
i.
Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta
didik mengetahui tingkat penguasaan materi;
j.
Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/referensi yang
mendukung materi pembelajaran dimaksud.
2. Self Contained Modul dikatakan self
contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul
tersebut. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi belajar dikemas
kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan
materi dari satu standar kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan
hati-hati dan memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang
harus dikuasai oleh peserta didik.
3. Berdiri Sendiri (Stand Alone) Stand
alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung
pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan
bahan ajar/media lain. Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak perlu
bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul
tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar
lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan
sebagai modul yang berdiri sendiri.
4. Adaptif Modul hendaknya memiliki
daya adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan
adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di berbagai perangkat keras
(hardware).
5.
Bersahabat/Akrab (User Friendly) Modul hendaknya juga memenuhi
kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi
dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya,
termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan
keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, serta
menggunakan istilah yang umum digunakan, merupakan salah satu bentuk user
friendly.
I.
Jenis-Jenis dan Unsur-unsur Modul
1. Jenis-Jenis Modul
a.
Menurut Penggunaannya
Dilihat dari penggunannya, modul terbagi
menjadi dua macam, yaitu modul untuk peserta didik dan modul untuk
pendidk.modul untuk peserta didik berisi kegiatan belajar yang dilakukan oleh
peserta didik, sedangkan modul untuk pendidik berisi petunjuk pendidik, tes
akhir modul dan kunci jawaban tes akhir modul.
b.
Menurut tujuan penyusunannya
Menurut Vembrianto, berdasarkan tujuan
penyusunannya, modul dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1)
Modul Inti
Modul inti adalah modul yang disusun dari
kurikulum dasar, yang merupakan tuntutan dari pendidikan dasar umum yang
dperlukan oleh seluruh warga Negara Indonesia. Modul pengajaran ini merupakan
hasil penyusunan dari unit-unit program yang disusun menurut tingkat (kelas)
dan bidang studi (mata pelajaran). Adapun unit-unit program itu sendiri
diperoleh dari hasil penjabaran kurikulum dasar. Sedangkan kurikulum dasar
disusun guna memberikan pendidikan dasar umum untuk semua sekolah dasar dan
menengah.
2)
Modul Pengayaan
Modul pengayaan adalah modul hasil penyusunan
unit-unit program pengayaan yang bersifat memperluas (dimensi horizontal)
dan/atau memperdalam (dimensi vertical) program pendidikan dasar yang bersifat
umum tersebut. Modul ini disusun sebagai bagian dari usaha untuk mengakomodasi
peserta didik yang telah menyelesaikan dengan baik program pendidikan dasarnya
mendahului teman-temannya.
2.
Unsur-unsur Modul
Untuk membuat sebuah modul yang baik, maka satu hal penting yang
harus kita lakukan adalah mengenali unsur-unsurnya. Modul paling tidak harus
berisikan tujuh unsur, yakni judul, petunjuk belajar (petunjuk peserta didik
atau pendidik), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung,
latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja, dan evaluasi. Di samping
struktur modul semacam itu, ada struktur modul lain yang dikemukakan oleh para
pakar, dua diantaranya disampaikan oleh Surahman dan Vembriarto.
Ø Struktur Modul Menurut Surahman
Struktur modul antara lain:
a.
Judul Modul
b.
Petunjuk Umum
Memuat penjelasan tentang langkah-langkah yang
akan dditempuh dalam perkuliahan:
1)
Kompetensi Dasar
2)
Pokok Bahasan
3)
Indikator Pencapaian
4)
Referensi (diisi petunjuk dosen tentang buku-buku referensi yang
dipergunakan).
5)
Strategi pembelajaran (menjelaskan pendekatan, metode, langkah yang
dipergunakan dalam proses pembelajaran)
6)
Lembar kegiatan pembelajran
7)
Petunjuk bagi mahasiswa
untuk memahami langkah-langkah dan materi perkuliahan
8)
Evaluasi
c.
Materi Modul
d.
Evaluasi Semester
Ø Struktur Modul Menurut Vembrianto
a.
Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik
Rumusan tujuan pengajaran ini tercantum pada
dua bagian, yaitu:
1)
Lembaran kegiatan peserta didik, untuk memberi tahukan kepada
peserta didik tingkah laku yang diharapkan dari mereka setelah mereka berhasil
menyelesaikan modul.
2)
Petunjuk pendidik (untuk guru/dosen/instruktur), untuk
memberitahukan kepada pendidik tentang tingkah laku atau pengetahuan peserta
didik yang seharusnya telah mereka miliki setelah mereka merampungkan modul
yang bersangkutan.
b.
Petunjuk untuk pendidik
Berisi penjelasan tentang macam-macam kegiatan
yang mesti dilakukan oleh kelas, waktu yang disediakan untuk menyelesaikan
modul yang bersangkutan, alat-alat pelajaran dan sumber yang harus
dipergunakan, prosedur evaluasi, serta jenis alat evaluasi yang dipergunakan.
c.
Lembaran kegiatan peserta didik
Lembaran ini memuat materi pelajaran yang harus
dikuasai oleh peserta didik. Dalam lembaran kegiatan ini dicantumkan pula
kegiatan-kegiatan (pengamatan, percobaan, dan sebagainya) yang harus dilakukan
oleh peserta didik.
d.
Lembar kerja bagi siswa
Lembaran kerja yang menyertai kegiatan peserta
didik digunakan untuk menjawab pertanyaan dan memecahkan masalah tersebut.
e.
Kunci lembaran kerja
Dengan adanya kunci itu, peserta didik dapat
memriksa ketepatan hasil pekerjaan mereka. Peserta didk berkesempatan memeriksa
dan mengoreksi kembali apabila mereka membuat kesalahan-kesalahan dalam
pekerjaan mereka.
f.
Lembaran evaluasi
Lembaran evaluasi yang berupa tes dan raiting
scale, evaluasi pendidik terhadap tercapai atau tidaknya tujuan yang dirumuskan
pada modul oleh peserta didik, ditentukan oleh hasil tes akhir yang terdapat
pada lembaran evaluasi tersebut, dan bukannya oleh jawaban-jawaban peserta
didik yang terdapat pada lembar kerja.
g.
Kunci lembar evaluasi
Tes dan raiting yang tercantum pada lembaran
evaluasi disusun oleh penulis modul yang bersangkutan. Sedangkan item-item tes
tersebut disusun dan dijabarkan dari rumusan-rumusan tujuan pada modul.
J.
Langkah Penyusunan Modul
1.
Analisis Kurikulum
Untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar. Analisis dilakukan dengan melihat inti materi yang
diajarakan serta kompetensi dan hasil belajar kritis yang harus dimiliki oleh
peserta didik.
2.
Menentukan judul modul
Untuk menentukan judul modul, maka
kita harus mengacu kepada kompetensi-kompetensi dasar atau materi pokok yang
ada di dalam kurikulum. Satu kompetensi dapat dijadikan sebagai judul modul
apabila kompetensi itu tidak terlalu besar.
3.
Pemberian kode modul
Untuk memudahkan kita dalam
pengelolaan modul, maka sangat diperlukan adanya kode modul. Pada umumnya, kode
modul adalah angka-angka yang diberi makna.
4.
Penulisan modul
a.
Perumusan kompetensi dasar yang harus dikuasai
Rumusan kompetensi dasar pada suatu
modul adalah spesifikasi kualitas yang semestinya telah dimiliki oleh peserta
didik setelah mereka berhasil menyelesaikan modul tersebut. Kompetensi dasar
yang tercantum dalam modul diambil dari pedoman khusus kurikulum yang berlaku.
b.
Penentuan alat evaluasi atau penilaian
Evaluasi berupa sejumlah pertanyaan
atau tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pesert didik
dalam menguasai suatu kompetensi dasar dalam bentuk tingkah laku. Evaluasi
dapat langsung disusun setelah ditentukan kompetensi dasar yang akan dicapai,
sebelum menyusun materi dan lembar kerja atau tugas-tugas yang harus dikerjakan
oleh peserta didik. Hal tersebut bertujuan agar evaluasi yang dikerjakan
benar-benar sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh peserta didik.
c.
Penyusunan materi
Materi atau isi modul sangat
bergantung pada kompetensi dasar yang akan dicapai. Apabila yang digunakan
dalam materi modul adalah referensi-referensi mutakhir yang memiliki relevansi
dari berbagai sumber (contohnya buku, internet, majalah, atau jurnal hasil
penelitian), maka ini akan sangat baik. Untuk penulisannya, materi modul tidak
harus ditulis secara lengkap.
Kalimat ynag disajikan tidak boleh
terlalu panjang. Intinya sederhana, singkat, jelas, dan efektif. Dengan
demikian, peserta didik akan mudah memahaminya. Gambar-gambar yang dapat
mendukung dan memperjelas isi materi juga sangat dibutuhkan.
d.
Urutan pengajaran
Urutan pengajaran dapat diberikan
dalam petunjuk menggunakan modul. Contohnya, dibuat petunjuk bagi pendidik yang
akan mengajarkan materi tersebut dan petunjuk bagi peserta didik. Petunjuk
peserta didik diarahkan kepada hal-hal yang harus dilakukan dan yang tidak
boleh dilakukan oleh peserta didik, sehingga peserta didik tidak perlu banyak
bertanya, pendidik juga tidak perlu banyak menjelaskan atau dengan kata lain
pendidik berfungsi sepenuhnya sebagai fasilitator.
e.
Struktur bahan ajar (modul)
Modul paling tidak harus memuat
tujuh komponen utama. Namun, harus kita mengerti bahwa dalam kenyataan di
lapangan, struktur modul dapat bervariasi. Hal tersebut terutama tergantung
pada karakter materi yang disajikan, ketersediaan sumber daya dan kegiatan
belajar yang bakal dilaksanakan.
KERANGKA ATAU FORMAT
MODUL TERSUSUN SEBAGAI BERIKUT:
Halaman Sampul
Halaman Francis
Kata Pengantar
Daftar Isi
Peta Kedudukan Modul
Glosarium
I. PENDAHULUAN
Deskripsi
Prasarat
Petunjuk Penggunaan
Modul
Penjelasan Bagi Siswa
Peran Guru Antara Lain
Tujuan Akhir
Kompetensi
Cek Kemampuan
II. PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
B. Kegiatan Belajar
1. Kegiatan Belajar 1
a. Tujuan Kegiatan
Pembelajaran
b. Uraian Materi
c. Rangkuman
d. Tugas
e. Tes Formatif
f. Kunci Jawaban
Formatif
g. Lembar Kerja
2. Kegiatan Belajar 2
3. Kegiatan Belajar N
III. EVALUASI
Kognitif Skill
Psikomotor Skill
Attitude Skill
Produk/Benda Kerja
Sesuai Kriteria Standart
Batasan Waktu Yang Telah
Ditetapkan
Kunci Jawaban
Daftar Pustaka
PENUTUP
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Handout
adalah bahan pembelajaran yang sangat ringkas. Bahan ajar in bersumber dari
beberapa literatur yang relevan terhadap kompetensi dasar dan kompetensi pokok yang
diajarkan kepada peserta didik. Bahan ajar ini diberikan kepada peserta didik
guna memudahkan mereka saat mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian,
bahan ajar ini tentunya bukanlah suatu bahan ajar yang mahal, melainkan
ekonomis dan praktis.
Modul adalah bahan ajar yang digunakan oleh seorang pendidik yang
berisi suatu informasi materi yang dipelajari sesuai dengan kurikulum yang
telah ditentukan dan disusun secara sistematis agar peserta didik mampu
memahami materi dari modul yang diberikan.
Modul disusun sesuai dengan kebutuhan belajar pada mata kuliah
tertentu untuk keperluan proses pembelajaran tertentu, sebuah kompetensi atau
sub kompetensi dikemas dalam satu modul secara utuh (self contained), mampu
membelajarkan diri sendiri atau dapat digunakan untuk belajar secara mandiri
(self instructional), penggunaannya tidak tergantung dengan media lain (self
alone), memberikan kesempatan mahasiswa untuk berlatih dan memberikan
rangkuman, memberi kesempatan melakukan tes sendiri (self test) dan mengakomodasi
kesulitan mahasiswa dengan memberikan tindak lanjut dan umpan balik.
B.
Saran
Makalah yang kami buat bisa dikatan masih belum sempurna, karena
kami masi dalam tahap belajar dan masi belum pernah menerapkan pembuatan
handout dan modul secara langsung. Oleh karena itu kami memohon kritik dan
sarannya pada makalah yang telah kami buat.
[1] Purwanto, dkk.
Pengembangan Modul. (Jakarata: PUSTEKKOM Depdiknas, 2007). Hal. 9
[2] Budi Susanto.
Pedoman Penyusunan Modul Diklat. 2009
[3] Dwi Rahdiyanta.
Teknik Penyusunan Modul.pdf
[4]
Andi
Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Yogyakarta: Diva Press,
2011). Hal.107-108
[5] Purwanto, dkk.
Pengembangan Modul. (Jakarata: PUSTEKKOM Depdiknas, 2007). Hal. 10
[6] Asep Herry
Hernawan. Teknik penyusunan modul.pdf
[7] Ibid. hal. 11
[8]
Andi
Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. (Yogyakarta: Diva Press,
2011). Hal.108-109
[9] Dwi Rahdiyanta.
Teknik Penyusunan Modul.pdf
[10]
Dwi
Rahdiyanta. Teknik Penyusunan Modul.pdf